
Langkah Kelima Membeli Rumah: Cek Legalitas dan Sertifikat Sebelum Akad – Membeli rumah pertama adalah keputusan besar, tetapi juga berisiko tinggi jika dilakukan tanpa pemeriksaan legalitas dan sertifikat properti yang teliti. Banyak pembeli tertipu oleh rumah yang tidak memiliki izin lengkap, sertifikat ganda, atau bahkan berdiri di atas lahan sengketa.
Langkah kelima ini membantu Anda memahami cara memeriksa keaslian dokumen properti, jenis sertifikat rumah di Indonesia, serta tips aman dari penipuan, dengan panduan dari Belirumah.co.
Mengapa Legalitas Rumah Itu Penting?
Legalitas bukan sekadar formalitas. Ini adalah jaminan hukum atas kepemilikan dan perlindungan hak Anda sebagai pembeli.
Tanpa dokumen yang sah, rumah bisa sulit dijual kembali, tidak bisa diagunkan ke bank, bahkan bisa disita jika terbukti ilegal.
Belirumah.co Insight: Lebih dari 60% kasus sengketa properti di Indonesia terjadi karena pembeli tidak memeriksa sertifikat dan izin dengan benar sebelum transaksi.
Jenis Sertifikat Rumah di Indonesia
Jenis Sertifikat
- SHM Sertifikat Hak Milik Status tertinggi, kepemilikan penuh dan turun-temurun.
- SHGB Hak Guna Bangunan Kepemilikan bangunan di atas tanah negara untuk jangka waktu (umumnya 30 tahun, bisa diperpanjang).
- SHSRS / Strata Title Sertifikat Hak Satuan Rumah Susun Untuk apartemen atau unit vertikal, tanpa hak atas tanah langsung.
Baca Juga : Langkah Keempat Membeli Rumah: Ajukan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dengan Tepat
Dokumen Legal yang Wajib Diperiksa. Sebelum menandatangani perjanjian atau akad kredit, pastikan dokumen berikut lengkap dan valid:
Dokumen dari Penjual atau Developer:
- Sertifikat tanah dan bangunan (SHM/HGB/Strata Title)
- IMB/PBG (izin bangunan)
- PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) 5 tahun terakhir
- Surat keterangan bebas sengketa dari kelurahan/kecamatan
- Bukti lunas BPHTB dan notaris sebelumnya (jika rumah bekas)
Dokumen dari Developer Baru:
- Site plan dan izin lokasi dari pemerintah daerah
- Surat tanda daftar perusahaan (TDP)
- Izin prinsip pembangunan perumahan
- Nomor induk developer (REI/ASPERSI)
Cara Mengecek Keaslian Sertifikat Rumah
1. Cek fisik sertifikat di BPN (Badan Pertanahan Nasional)
- Kunjungi Kantor Pertanahan setempat.
- Lakukan pengecekan sertifikat dengan membawa fotokopi sertifikat dan KTP.
- Petugas akan memeriksa apakah sertifikat tersebut asli dan tidak sedang dijaminkan.
2. Gunakan Layanan Online BPN (Sentuh Tanahku)
- Unduh aplikasi Sentuh Tanahku (BPN RI).
- Masukkan nomor sertifikat dan NIB (Nomor Identifikasi Bidang Tanah).
- Sistem akan menampilkan status tanah, luas, dan nama pemilik.
3. Verifikasi melalui Notaris/PPAT Resmi
- Notaris akan membantu memeriksa keaslian sertifikat dan dokumen pendukung.
- Pastikan PPAT memiliki izin resmi dari Kementerian ATR/BPN.
Ciri-Ciri Rumah yang Legalitasnya Bermasalah
- Sertifikat masih atas nama orang lain/developer lama
- Tidak memiliki IMB/PBG
- Tidak ada izin perumahan resmi dari pemerintah daerah
- Harga jauh di bawah pasar tanpa alasan logis
- Penjual menolak transaksi melalui notaris
Tips Aman Membeli Rumah Secara Legal
- Transaksi hanya melalui notaris resmi dan bank.
- Minta semua dokumen asli ditunjukkan langsung.
- Jangan terburu-buru menandatangani perjanjian atau membayar DP.
- Gunakan platform terpercaya seperti Belirumah.co untuk memastikan developer dan listing diverifikasi.
- Simpan salinan digital semua dokumen.
Mengecek legalitas dan sertifikat rumah bukan sekadar formalitas, tetapi langkah vital untuk melindungi hak kepemilikan Anda.
Dengan pemeriksaan yang cermat dan bantuan profesional, Anda bisa membeli rumah pertama dengan aman, legal, dan tanpa risiko di masa depan.

Proptech Enthusiast & Entrepreneur
Effendy is an entrepreneur and proptech enthusiast with a strong focus on innovation in real estate and digital transformation. With extensive experience in property development and technology integration, he is passionate about building solutions that bridge real estate with modern digital ecosystems. He actively explores emerging trends in sustainable urban development and home ownership across Southeast Asia especially in Indonesia.